LAPORAN PRAKTIKUM SAINS
PENGARUH VOLUME ALKOHOL
TERHADAP KEEFEKTIFAN BIOINSEKTISIDA
Disusun
oleh :
Brama Dwi Mahendra
Faqih Syahputra Mulyadi
Krismansyah Ragil
Maulana Naufal Ar’rasyid
SMA TRIMURTI SURABAYA
JL. Gubernur Suryo No 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan masalah bagi manusia. Selain gigitan dan dengungannya yang mengganggu, nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah,dan chikungunya (Farida, 2008).
Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan masalah bagi manusia. Selain gigitan dan dengungannya yang mengganggu, nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah,dan chikungunya (Farida, 2008).
Menurut Arixs (2008), berbagai
penyakit disebar oleh tidak kurang dari 2.500 spesies nyamuk. Ada yang
menyebabkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.) dan malaria (anopheles),
akan tetapi yang umum berkeliaran di rumah tempat tinggal adalah nyamuk Culex tarsalis yang gigitannya
menyebabkan gatal. Menurut Borroretal(1996), Aedes aegypti L. merupakan
jenis nyamuk pembawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah juga
pembawa virus demam kuning (yellow fever)
dan chikungunya.
Wilayah penyebaran nyamuk itu sangat
luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa
virus dengue, Aedes aegypti L.
Bersama Aedes albopictus merupakan
pembawa utama (primary vector) siklus
penyebaran dengue di wilayah pedesaan dan perkotaan. Demam berdarah di
Indonesia sudah menjadi kejadian luar biasa setiap musim penghujan tiba. Bahkan
beberapa daerah di Indonesia telah menjadi daerah endemik langganan demam
berdarah.
Vaksin untuk mencegah demam berdarah Dengue
atau DBD sampai saat ini belum ditemukan, oleh karena itu pencegahan terhadap
virus dengue lebih diutamakan dengan membasmi vektor pembawa virus, yaitu
nyamuk Aedes aegypti L. (Suharmiati
dan Lestari, 2007).
Pengendalian nyamuk yang sering
dilakukan yaitu dengan melakukan penyemprotan (fogging) dengan menggunakan bahan kimiawi yang menimbulkan efek
negatif baik bagi lingkungan maupun manusia serta hewan lain yang bukan
termasuk target yang akan dibasmi
Berdasarkan hal di atas perlu segera
dicari alternatif metode pengendalian vektor penyakit demam berdarah dengue
(DBD) yang aman terhadap pemakai dan lingkungan sekitar. Salah satu alternatif
yang cukup potensial adalah bahan insektisida dari tumbuhan (Insektisida
Nabati). Insektisida nabati umumnya bersifat lebih selektif dibandingkan
insektisida kimiawi dan juga tidak mencemari
lingkungan karena mudah didegradasi oleh alam.
Tumbuhan insektisida nabati adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hama serangga. Contoh tumbuhan ini di antaranya piretrum (krisan), babadotan, bengkuang, bitung, jeringau, saga, serai, sirih, sirsak, dan srikaya. Penggunaan insektisida nabati khususnya ekstrak daun sirih untuk membasmi larva instar III nyamuk Aedes aegypti L. perlu dikaji lebih mendalam karena memiliki daya guna untuk membasmi nyamuk pada stadium larva, selain itu diharapkan dengan penelitian ini penggunaan obat nyamuk sintetik dapat di kurangi atau digantikan dengan ekstrak daun sirih yang lebih aman terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan serta mudah cara membuatnya.
Tumbuhan insektisida nabati adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hama serangga. Contoh tumbuhan ini di antaranya piretrum (krisan), babadotan, bengkuang, bitung, jeringau, saga, serai, sirih, sirsak, dan srikaya. Penggunaan insektisida nabati khususnya ekstrak daun sirih untuk membasmi larva instar III nyamuk Aedes aegypti L. perlu dikaji lebih mendalam karena memiliki daya guna untuk membasmi nyamuk pada stadium larva, selain itu diharapkan dengan penelitian ini penggunaan obat nyamuk sintetik dapat di kurangi atau digantikan dengan ekstrak daun sirih yang lebih aman terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan serta mudah cara membuatnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di
rumuskan beberapa masalah yang ada diantaranya adalah sebagai berikut:
1.) Bagaimana pengaruh
volume alkohol terhadap keefektifan bioinsektisida dari daun sirih?
C. Tujuan Penelitian
Praktikum
ini bertujuan untuk:
1.) Untuk
mengetahui pengaruh volume alkohol terhadap keefektifan bioinsektisida dari
daun sirih
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada mayarakat dalam
memanfaatkan daun sirih sebagai obat nabati pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti L. karena selain biaya
yang lebih murah, mudah dibuat, aman juga bahan alaminya tidak menimbulkan efek
negatif baik pengguna maupun lingkungan. Diharapkan juga dapat mengubah
ketergantungan masyarakat terhadap obat nyamuk kimiawi untuk berganti ke obat
nyamuk nabati.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Insektisida
Insektisida
adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida
dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan,
kesehatan, sistem
hormon, sistem
pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya
hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman Insektisida termasuk
salah satu jenis pestisida.
Pada tahun 1960, Rachel Carson menerbitkan buku yang sangat berpengaruh
dalam sejarah penggunaan insektisida berjudul Silent Spring (Musim Sepi yang
Sunyi). Buku tersebut menyorot penggunaan DDT yang sangat marak di masa itu
karena sangat efektif, sekaligus menyadarkan manusia akan bahaya dari
penggunaan pestisida berlebihan. Insektisida yang dipakai seringkali menyerang
organisme non target seperti burung dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu,
penggunaan insektisida juga dikhawatirkan berpotensi membahayakan kesehatan
manusia.
Insektisida seringkali digunakan melebihi dosis yang seharusnya karena
petani beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan
semakin bagus hasilnya. Beberapa petani bahkan mencampurkan perekat pada
insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujan. Namun, penggunaan
perekat ini justru mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada hasil
panen yang nantinya akan menjadi bahan konsumsi manusia. Menurut data WHO
sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu
orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida dan/atau insektisida.
Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan
di dalam tanah selama bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikroba tanah,
serta mengganggu ekosistem perairan.
B. Bioinsektisida
Bioinsektisida adalah bahan-bahan alami yang
bersifat racun
serta dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan,
tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, memengaruhi hormon, penghambat
makan, membuat mandul,
sebagai pemikat, penolak, dan aktivitas lainnya yang dapat memengaruhi
organisme pengganggu tanaman. Penggunaan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penggunaan insektisida sintetik
yang sering disebut pestisida nabati atau bioinsektisida.
Alternatif ini dianggap perlu
karena kandungan residu insektisida sintetik yang dianggap dapat berakibat
fatal, bukan hanya terhadap kesehatan tetapi juga merugikan perdagangan karena
ditolaknya produk pertanian yang diekspor. Tumbuhan yang dikenal terlebih
dahulu berfungsi sebagai bioinsektisida dan telah diproduksi secara komersial
diberbagai negara adalah Chrysanthemum cenerariaefolium (piretrin), Nicotiana
tabacum (nikotin),
dan Derris spp. (rotenon).
C. Daun Sirih
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia
yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun
dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun
mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker
mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan. Sirih digunakan
sebagai tanaman
obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara
adat rumpun Melayu.
Kandungan dari daun sirih yaitu minyak atsiri, minyak atsiri dari daun
sirih mengandung minyak terbang (BetIephenol), seskuiterpen, pati, diatase,
gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi
dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan
bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan
luka pada kulit,
dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle,
dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu,
kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.
D. Hipotesis
Hipotesis
pada penelitian ini adalah semakin besar volume alkohol maka semakin
efektif bioinsektisida dari ekstrak daun
sirih.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Tempat dan
waktu penelitian
Tempat : Laboratorium
kimia SMA Trimurti Surabaya
Waktu Penelitian :
Ø Selasa, 11
Oktober 2014 (Tahap pencampuran daun sirih dengan alkohol)
Ø Rabu, 22
Oktober 2014 (Tahap pemanasan filtrat daun sirih)
Ø Rabu, 29
Oktober 2014 (Tahap uji coba keefektifan bioinsektisida)
B.
Alat dan
Bahan
Alat :
·
Gelas plastik kecil
·
Blender
·
Pemanas (Oven)
·
Tampah
·
Botol kaca 3 buah
·
Pipet tetes
·
Kertas Saring
·
Plastik transparan
·
Corong
·
Gelas ukur
Bahan :
·
Daun sirih 15 gram
·
Alkohol 95% 60 ml
C.
Variabel
Penelitian
Ø Variabel
Kontrol:
Jenis daun
sirih, massa daun sirih, kadar alkohol, waktu penyimpanan dan pemanasan, volume ekstrak, volume aquades, jenis jentik dan jumlah jentik
Ø
Variabel Manipulasi :
Volume alkohol (10 ml, 20 ml, 30 ml)
Ø
Variabel Respon :
Jumlah jentik nyamuk yang berkurang atau mati
D.
Prosedur
a)
Cuci 15 gram daun sirih dalam ember,
lalu tiriskan dan jemur di atas tampah yang kering
b)
Daun sirih kering di blender hingga
berbentuk serbuk
c)
Masukkan serbuk daun sirih ke dalam
botol kaca dan tambahkan alkhol 95%
sebanyak 10 ml, 20 ml dan 30 ml dimasing – masing botol kaca. Aduk dan
diamkan 18 jam dalam keadaan tertutup.
d)
Saring campuran daun sirih dan
alkohol , lalu panaskan filtratnya selama 50 menit, lalu sesudah itu di
dinginkan.
e)
Hasil saringandi diamkan sekama
seminggu
f)
Ambil 10 ml ekstrak daun sirih.
Kemudian tambahkan 10 ml aquades, lalu ambil 5 ml dari hasil pengenceran
tersebut. Tuangkan ke dalam gelas yang berisi 5 jentik nyamuk
E. Definisi Operasional
Keefektifan bioinsektisida dapat diamati melalui
jumlah jentik nyamuk yang mati dalam kurun waktu tertentu.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN
A. Data Pengamatan
Wadah
|
Vol.
alkohol
|
Waktu
(menit ke - .... )
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
A
|
10 ml
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
B
|
20 ml
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
C
|
30 ml
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
1
|
B. Analisis Data
Telah
dilakukan penelitian tentang keefektifan bioinsektisida di lab kimia SMA
Trimurti Surabaya. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap
pencampuran dengan alkohol, tahap pemanasan dan tahap uji coba keefektifan
bioinsektisida.
Pada
tahap pertama yaitu pencampuran ekstrak daun sirih dengan alkohol. Pada tahap
ini ekstrak daun sirih yang berbentuk serbuk dicampurkan dengan alkohol dalam 3
wadah berbeda. Tahap ini bertujuan untuk membunuh bakteri yang masih terdapat
di dalam daun sirih
Pada
tahap kedua yaitu proses pemanasan. Pada tahap ini campuran ekstrak daun sirih
dengan alkohol akan dipanaskan di dalam pemanasan. Dengan pemanasan, zat aktif dalam
suatu tanaman yang tidak tahan panas dapat berubah strukturnya karena terurai
menjadi bentuk lain sehingga dapat juga merubah atau mengurangi aktivitasnya.
Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemekatan ekstrak daun
sirih (piper betle Linn) terhadap
daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.
Pada
tahap ketiga yaitu ujicoba keefektifan bioinsektisida terhadap jentik nyamuk.
Pada tahap ini filtratnya ekstrak daun sirih akan dituangkan ke dalam gelas
yang berisi 5 ekor jentik nyamuk. Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa efektif bioinsektisida yang diproduksi atau dibuat dalam penelitian.
Pada tabel di atas dapat diketahui
hasil penelitian ini, pada kolom A dengan alkohol 10 ml dari 1 menit hingga 10
menit tidak ada satu pun jentik nyamuk yang mati. Pada kolom B dengan alkohol
20 ml dari menit ke 1 sampai 10 pada menit ke 9 ada 1 jentik nyamuk yang mati.
Pada kolom C dengan volume alkohol 30 ml dari menit 1 sampai 10 ada 2 jentik
nyamuk yang mati yaitu pada menit ke-8 dan menit ke-10. Hal ini menunujukkan
bahwa semakin banyak volume alkohol maka akan banyak membunuh jentik nyamuk, tetapi
membutuh kan waktu berkisar antara 8 menit hingga 10 menit.
BAB V`
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Semakin besar volume alkohol dalam membuat bioinsektisida semakin efektif pengaruh bioinsektisida dari daun sirih
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Semakin besar volume alkohol dalam membuat bioinsektisida semakin efektif pengaruh bioinsektisida dari daun sirih
B.
Saran
Penggunaan insektisida nabati khususnya ekstrak daun
sirih untuk membasmi larva instar III nyamuk Aedes aegypti L. perlu dikaji lebih mendalam karena memiliki daya
guna untuk membasmi nyamuk pada stadium larva.
Selain itu
diharapkan dengan penelitian ini penggunaan obat nyamuk sintetik dapat dikurangi
atau digantikan dengan ekstrak daun sirih yang lebih aman terhadap kesehatan
manusia maupun lingkungan serta mudah cara membuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Maheswari, H. 2002. Pemanfaatan Obat alami : Potensi dan Prospek
Pengembangannya. http:/rudyct.tripod.com/sem2_012/hera_maheswari.htm.
Aminah, S. N. 1995. Evaluasi Tiga Jenis Tumbuhan Sebagai
Insektisida dan Repelan Terhadap Nyamuk di Laboraturium. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor
LAMPIRAN
Menimbang massa daun
sirih
Memasukkan serbuk ke
dalam botol
Mencampurkan aquades
ke dalam botol
Memilah volume larutan
Memasukkan botol ke
dalam oven
Memasukkan larutan
bioinsektisida ke beaker glass
Mengukur larutan
sebanyak 5 ml
Mengambil
jentik-jentik nyamuk ke dalam toples
Mencampurkan larutan
ke dalam gelas
yang berisi jentik nyamuk
yang berisi jentik nyamuk
Menunggu reaksi volume
larutan terhadap
jentik nyamuk
jentik nyamuk